Digelar Tiap Bulan Sya’ban, Ini Asal-usul dan Sejarah Tradisi Nyadran

- Selasa, 7 Maret 2023 | 11:46 WIB
Sejarah Nyadran diyakini sebagai tradisi yang berasal dari Jawa, khususnya daerah-daerah yang masih sangat memegang adat dan budaya lokal. (batangkab.go.id)
Sejarah Nyadran diyakini sebagai tradisi yang berasal dari Jawa, khususnya daerah-daerah yang masih sangat memegang adat dan budaya lokal. (batangkab.go.id)

DIKASIH INFO – Setiap bulan Sya’ban, masyarakat di berbagai daerah khususnya di Jawa banyak yang melaksanakan upacara Nyadran, berikut asal-usul dan Sejarah tradisi Nyadran.

asal-usul atau Sejarah tradisi Nyadran belum bisa dipastikan dengan pasti karena sumbernya yang bersifat lisan dan belum ada catatan tertulis yang mendukungnya.

Namun, Sejarah Nyadran diyakini sebagai tradisi yang berasal dari Jawa, khususnya daerah-daerah yang masih sangat memegang adat dan budaya lokal.

Banyak yang meyakini bahwa tradisi Nyadran ini berasal dari akulturasi antara Islam dan budaya Jawa.

Nyadran sendiri adalah tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan pada bulan bulan Ruwah atau bulan Sya’ban.

Baca Juga: Malam Ini Takdir Tahunan Ditulis, Jangan Lupa Baca Doa Malam Nisfu Sya’ban Arab, Latin, dan Artinya Ini

Biasanya, tradisi Nyadran digelar pada malam Nisfu Sya’ban atau malam setengah bulan Sya’ban dalam kalender Islam.

tradisi Nyadran ini di berbagai daerah di Jawa dikenal dengan berbagai nama seperti Selikuran, Grebeg Sya’ban, atau Sedekah Bumi.

Dilansir Dikasih INFO dari berbagai sumber, tradisi Nyadran konon berasal dari masyarakat Jawa yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme yang sering melakukan upacara-upacara pada malam-malam tertentu, termasuk bulan Ruwah atau bulan Sya’ban.

Setelah Islam masuk ke Jawa, masyarakat Jawa mengadopsi tradisi Nisfu Sya’ban dan menggabungkannya dengan kepercayaan lokal mereka.

Oleh karena itu, tradisi Nyadran mengandung unsur Islam dan budaya Jawa.

Baca Juga: Jatuh pada Selasa 7 Maret 2023 Atau Malam Rabu, Ini Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban

Dalam tradisi Nyadran, masyarakat Jawa biasanya melakukan ritual membersihkan makam nenek moyang, memasak nasi kuning dan lauk-pauknya, dan kemudian membagikannya kepada para tamu yang datang.

Selain itu, dalam tradisi Nyadran juga dilakukan beberapa ritual seperti mengadakan pengajian atau tahlilan, membaca doa, dan menyanyikan lagu-lagu keagamaan.

Meskipun Nyadran terkait dengan agama Islam, namun tradisi ini sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa, sehingga dianggap sebagai bagian dari warisan budaya Jawa yang penting.

Halaman:

Editor: Sri Saniyati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X